"Likulli marhalatin muqtadhoyayuha", setiap zaman itu berbeda permasalahannya.
Engkau melihat sekumpulan manusia seolah-olah engkau tidak melihat seorang pun diantara mereka, tapi
Khalid bin Walid minta 1000 pasukan kpd Abu Bakar, lalu Abu Bakar memberikan 1 orang saja yaitu Qhoqho bin.. yang mana dengan adanya beliau ini saja in syaa Allah perang akan menang.
Rasulullah bersabda "Al-Islam ya'lu wala yu'la 'alaih", islam itu tinggi dan tidak ada yg lebih tinggi darinya. Jika dilihat saat ini hadits itu benar tidak? Benar. Lalu apa permasalahnnya?
Karena faktor diri kita sendiri. Orang Islam lebih senang pada simbol-simbol. Hanya melihat sisi tampilan, simbolnya. Kurang di sisi amaliahnya, prakteknya.
Contohnya dalam mengikuti Grup ODOJ namun tidak istiqomah, banyak yang left.
Alasannya :
1. Tidak memahami Islam dengan baik, tidak mengenal.
Analogi tukang cukur, percaya dan yakin. Kita ngga kenal tk.cukur padahal dia bawa gunting & pisau. Kenapa ngga curiga? Krna percaya & yakin. Analogi naik bis, percaya & yakin.
Maka, kita harus percaya & yakin pada Islam. Gimana caranya? Dengan mempelajarinya.
2. Tidak menikmati Islam. Apa penyebab Islam itu tidak nikmat?
1) Tidak tahu Islam itu nikmat
2) Tahu, tapi hati kita sakit
ISLAM is Solution. Kalau mau dicukupi dan diridhoi maka Back to Islam.
Apakah setiap hari saya tilawah?
Kita butuh Petunjuk yaitu Al-Qur'an.
Kalau kuliah saja butuh buku referensi untuk mengerti pelajaran, maka untuk mengerti Islam kita butuh Al-Qur'an.
Luangkanlah waktu untuk tilawah! Misal setiap mau buka gadget syaratnya tilawah 1 halaman. Atau setiap dua jam tilawah 10 menit.
Faktor tekhnology saat ini, don't hate media tapi be media! Jangan remehkan hal-hal kecil, misal meng-share post yang baik2. Mungkin saja ada yang mendapatka hidayah melalui tulisan yang di share.
Tekhnology kita saat ini dikuasai oleh mereka. Kalau ini dikuasai oleh mereka, maka semua komunikasi kita akan terdeteksi oleh mereka.
Faktor kedua, kita sering berantem dengan masalah-masalah yang furu. Dan diskusinya karena ketidakfahaman.
Faktor selanjutnya, Umat Islam itu saat ini tidak PD dengan Islamnya. Contohnya nilai-nilai Islam yang tergeser dengan budaya kita. Tidak punya izzah, padahal izzah itu punya orang Islam.
Pengamalan kita masih jauh dari nilai-nilai Islam. Misal di event
Lalu, kita latah dengan budaya-budaya Arab. Contohnya miscall, miss you dianggapnya keren, sedangkan yang bilang-bilang Arab dianggap garis keras.
Solusi yang paling baik adalah tarbiyah, pemahaman. Dan membutuhkan waktu yang lama. Sabar hingga kita paham dan sadar dwngan sendirinya.
Faktor pemurtadan
Kita akan cape jika hanya memikirkan faktor eksternal dibanding internal.
Bagaimana solusinya?
1. Jika memandang permasalahan umat, maka lihat dengan kacamata solusi. Jadilah kita sbagai solusi
Apakah Islam akan mundur padahal saya masih hidup.
-Umar-
2. Perbaiki diri dan jalan seiringan. Membentuk rumah tangga agar dapat memperbaiki masyarakat
3. Dakwah. Lihat pada siapa kita bicara. Analogi memanggil hewan. Ada kekuatan bahasa dalam dakwah. Analogi kisah Nabi Yusuf, ketika memandang beliau jari tidak terasa teriris, kenapa? Karena saking nikmatnya.
Jika kita sudah merasa nikmatnya Islam & dakwah maka sakit dan capenya tidak akan terasa. Terkadang kita lebih toleran izin pada liqo dibanding izin urusan dunia.
4. Mainkan peran dirimu, jangam sibuk memainkan peran orang lain. Analogi senar gitar yang harus beriringan. Analogi Angklung yang egois tapi bisa menjadi bagus kalau berjamaah.
Tegakan Islam dihatimu maka ia akan tegak di bumimu.
Oleh Ust. Faturrahman
0 komentar:
Posting Komentar